Batik
solo yang memiliki ciri khas sebagai batik soga (kecoklatan) ternyata
memiliki banyak motif yang didalamnya menyimpan makna yang tinggi dan mempunyai
nilai yang besar dalam filosofinya. Dari warna soga atau kecokelatan pada
batik solo memiliki makna kerendahan hati bersahaja. Berikut ini beberapa
motif batik solo dan makna dibalik motif yang patut anda ketahui
Solo merupakan daerah kerajaan dengan segala tradisi dan adat istiadatnya selain itu Solo bisa dikatakan sebagai salah satu kota dengan motif batik yang beraneka ragam. Laweyan merupakan daerah dimana banyak sekali perajin batik berasal. Batik sudah menjadi darah daging bagi mereka, dan biasanya diturunkan dari leluhurnya.
Motif batik yang diciptakan pun beranega ragam, dengan harapan dapat membawa kebaikan bagi pemakainya. Motif batik solo yang dikenal antara lain :
- Parang Rusak Barong, Kawung dan Sawat. Motif batik ini dianggap sakral dan hanya dipakai oleh raja dan keluarganya.
- Slobog. Slobog berarti longgar/besar. Batik ini biasa dipakai untuk melayat. Dan makna yang terkandung di dalam motif batik ini agar arwah seseorang yang meninggal tidak mendapat halangan dan dapat diterima kebaikannya.
- Sidomukti. Batik ini biasanya berhubungan dengan pengantin. Umumnya motif bati ini dipakai untuk acara pernikahan. Dari artinya sendiri sido yaitu terus menerus dan mukti berarti bercukupan. Maksudnya agar yang memakainya dapat hidup bahagia dengan rejeki yang senantiasa tercukupi.
- Truntum. Masih berhubungan dengan pernikahan, motif batik ini biasa dipakai oleh orang tua pengantin. Truntum sendiri berarti menuntun, jadi dimaksudkan agar dalam sebuah pernikahan orang tua selalu menuntun anaknya dalam mengarungi hidup baru sehingga kelak menjadi keluarga yang sakinah.
- Satrio Manah. Batik ini biasa dipakai oleh wali pengantin pria pada saat prosesi lamaran/meminang. Makna dari motif batik ini supaya lamaran dapat diterima oleh pihak calon pengantin wanita beserta keluarganya.
- Semen Rante. Dalam proses lamaran jika wali pengantin pria memakai motif Satrio Manah maka untuk pihak pengantin wanita memakai batik Semen Rante. Rantai sendiri menyiratkan sebuah ikatan yang kokoh, jadi harapannya bila lamarannya diterima pihak pengantin wanita menginginkan sebuah ikatan yang kuat dan kokoh sehingga tidak dapat dipisahkan.
- Parang Kusumo. Batik ini dipakai oleh pengantin wanita pada saat upacara tukar cincin. Kusumo berarti bunga yang sedang mekar. Hakikatnya pengantin wanita sudah siaplahir maupun bathin menikah.
- Pamiluto. Dikenakan oleh ibu dari pihak mempelai wanita pada saat acara tukar cincin. Motif batik ini member arti agar ikatan pernikahan tidak dapat dipisahkan seperti mimin lan mintuno. Pamiluto berasal dari kata pulut.
- Ceplok Kasatriyan. Dipakai sebagai kain dalam upacara kirab pengantin sebelum kedua mempelai duduk di kursi pengantin.
- Semen gendong. Motif batik ini dikenakan setelah selesai upacara pernikahan dengan harapan segera mendapatkan keturunan yang soleh dan solehah.
- Bondet. Berasal dari kata bundet. Dipakai oleh pengantin wanita pada saat malam pertama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar